Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

1 Korintus 7:1-11

Tentang perkawinan
7:1 Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, 7:2 tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. 7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. 7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. 7:5 Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak. 7:6 Hal ini kukatakan kepadamu sebagai kelonggaran, bukan sebagai perintah. 7:7 Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu. 7:8 Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku. 7:9 Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu. 7:10 Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. 7:11 Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.

Full Life: ADALAH BAIK BAGI LAKI-LAKI, KALAU IA TIDAK KAWIN.

Nas : 1Kor 7:1

Seluruh pasal 1Kor 7:1-40 adalah tanggapan Paulus terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh jemaat di Korintus berkenaan dengan hubungan pernikahan. Petunjuknya harus dibaca dengan mengingat ayat 1Kor 7:26, "Mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik ...". Waktu darurat dan penganiayaan akan datang bagi orang Kristen yang mula-mula, dan dalam keadaan ini, hal mempertahankan hubungan pernikahan agaknya menjadi sukar.

Full Life: SUAMI MEMENUHI.

Nas : 1Kor 7:3

Ikatan pernikahan berarti bahwa setiap pihak dalam pasangan itu melepaskan hak khusus atas tubuhnya sendiri dan memberikan hak itu kepada pasangannya. Artinya, tidak seorang pun dalam pasangan pernikahan boleh lalai untuk memenuhi hasrat seksual yang normal dari pasangannya. Hasrat semacam itu dalam pernikahan adalah wajar dan diberikan Allah, sehingga menolak untuk memenuhi kewajiban seorang suami atau istri akan membuka hidup pernikahan itu kepada godaan Iblis dalam perzinaan (ayat 1Kor 7:5).

Full Life: IA HARUS TETAP HIDUP TANPA SUAMI.

Nas : 1Kor 7:11

Dalam ayat 1Kor 7:10 Paulus mengakui bahwa Allah ingin agar pernikahan itu bersifat langgeng. Akan tetapi, ia juga menyadari bahwa kadang kala suatu hubungan pernikahan dapat menjadi tak tertahankan lagi sehingga perceraian dari pasangan nikah diperlukan. Sebab itu, di sini Paulus tidak berbicara mengenai perceraian yang diizinkan oleh Allah karena alasan perzinaan

(lihat cat. --> Mat 19:9)

[atau ref. Mat 19:9]

atau salah seorang anggota pasangan itu meninggalkan yang lain

(lihat cat. --> 1Kor 7:15).

[atau ref. 1Kor 7:15]

Sebaliknya, Paulus sedang membicarakan perpisahan tanpa perceraian resmi. Mungkin yang dibicarakan ialah keadaan di mana seorang anggota pasangan itu berperilaku sedemikian rupa sehingga membahayakan kehidupan jasmani atau rohani pasangan nikahnya atau anak-anaknya. Dalam keadaan semacam ini, barangkali terbaik jikalau seorang anggota pasangan itu meninggalkan rumahnya dan tetap tinggal tidak menikah. Tidak dapat dipikirkan bahwa Paulus akan menganjurkan seorang anggota pasangan tetap tinggal bersama dengan pasangannya yang terus-menerus melukai dan berlaku kasar terhadap pasangannya dan anak-anaknya.


Sumber: http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=1Kor 7:1-11
Copyright © 2005-2024 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)